JAKARTA-Pekan kemarin, pada penutupam pasar spot valas , Jumat, 4 Januari 2019 nilai tukar rupiah menguat hingga di kisaran Rp14.265 per-Dolar Amerika Serikat, atau menguat 0,97 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Banyak faktor yang menyebabkan menguatnya nilai tukar rupiah ini, salah satunya sentimen positif rencana pertemuan antara pemerintah AS dan China untuk membahas pembicaraan damai dagang.
Meski demikian, ada satu faktor utama yang kemungkinan membuat rupiah melemah sepekan ke depan. Hal tersebut adalah kemungkinan pembicaraan damai dagang antara pemerintahan Donald Trump dan Xi Jinping tak menemui kesepakatan.
"[Level pesimistis rupiah sepanjang pekan ini] Rp 14.400 per-Dolar Amerika Serikat hingga Rp14.700 per-Dolar Amerika Serikat, " kata ekonom Maybank Myrdal Gunarto, Minggu, 6 Januari 2019
Menurutnya, perkembangan geopolitik global seperti kabar perang dagang, hingga rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa, akan kembali membuat para investor global kembali melakukan aksi jual di pasar keuangan seluruh dunia.
Kepala Ekonom BCA David Sumual, dikutip dari cnbcindonesia, pun memiliki pandangan serupa. Apabila pembahasan damai dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia kembali memanas, bukan tidak mungkin rupiah kembali melemah.
"Kalau perang dagang meruncing lagi, itu akan buruk," kata David.(*/rd)